OCTONEWS-Cuaca panas yang ekstrem yang melanda kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara beberapa pekan terakhir, berdampak pada kegiatan sekolah di sebagian negara yang harus tutup untuk menjaga para murid agar tidak terkena serangan panas yang berbahaya bagi kesehatan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Gelombang panas yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan posisi matahari yang berada tidak jauh dari ekuator yang sekarang sedang berada di belahan bumi utara (BBU).

Suhu panas yang semakin meningkat mengakibatkan Produktivitas lahan pertanian juga terganggu. selain Negara Indonesia beberapa negara Asia lainnya juga merasakan suhu panas yang lebih parah.

Gelombang panas yang melanda ini membuat Negara Bangladesh, Filipina dan India mengambil keputusan untuk meliburkan sejumlah sekolah hingga universitas sementara.

Sebab, suhu di beberapa daerah di Bangladesh kerap melonjak hingga melebihi 42°C. Terlebih, kelembapan udara yang tidak menentu juga menambah faktor ketidak nyamanan.

Badan Meteorologi Filipina, menyatakan suhu di Manila dapat mencapai 38,8 derajat celsius. Sedangkan kota lainnya dapat mencapai indeks panas hingga 45°C. hampir separuh dari 82 provinsi di negara ini menghadapi kekeringan.

Di India suhu ekstrem yang mencapai 42°C turut mengancam produktivitas pertanian gandum hingga mengakibatkan sejumlah kabel jaringan listrik rusak karena panasnya terpapar sinar matahari.

Myanmar tak lepas dari negara yang merasakan cuaca panas ekstrem. Pemerintah mengatakan suhu di ibu kota baru-baru ini dapat mencapai 46°C.

Kondisi serupa dialami Negeri Gajah Putih. Bahkan, sebanyak 30 orang dikabarkan meninggal akibat terkena serangan panas (heatstroke) sepanjang sejak Januari hingga April 2024.

Pihak berwenang mereka telah mengeluarkan peringatan panas ekstrem diperkirakan mencapai lebih dari 52 derajat celsius di sejumlah wilayah. Sedangkan di ibu kota Bangkok mencapai 40,1°C.

Negara tetangga Thailand yaitu Kamboja juga turut merasakan suhu panas yang sangat menyengat.