OCTONEWS-Salah satu Turis wanita asal Queensland, Australia masuk rumah sakit di Ubud, Bali, saat berlibur karena terkena penyakit DBD. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia memang sedang meningkat di tahun 2024.

Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap tahunnya. terutama di daerah tropis dan subtropis.

Apa itu Demam Berdarah Dengue?

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Setelah terinfeksi virus dengue, seseorang bisa mengalami gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit.

Penyakit ini memiliki empat serotipe virus yang berbeda, yang berarti seseorang bisa terinfeksi lebih dari sekali oleh virus yang berbeda. Bahkan, infeksi yang kedua atau selanjutnya oleh serotipe yang berbeda dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius, seperti syok dengue atau perdarahan yang mengancam jiwa.

Gejala dan Diagnosis

Gejala awal DBD seringkali mirip dengan flu biasa, sehingga seringkali sulit untuk didiagnosis hanya dengan memerhatikan gejala awalnya saja. Tes darah yang mengonfirmasi keberadaan virus dengue seringkali diperlukan untuk diagnosis yang pasti.

Gejala umum yang mungkin terjadi pada penderita DBD meliputi:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala, terutama di belakang mata
  • Nyeri otot dan sendi
  • Ruam kulit
  • Pendarahan dari hidung atau gusi
  • Mual dan muntah

Ciri-ciri fisik dan perilaku nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus

1. Warna dan Pola Tubuh

Nyamuk Aedes aegypti memiliki warna tubuh yang hitam dengan garis-garis putih yang khas pada kaki dan tubuhnya. Ciri ini membuatnya mudah dikenali dan dibedakan dari spesies nyamuk lainnya. Sementara itu, Aedes albopictus memiliki warna tubuh yang lebih gelap dengan bercak-bercak putih di tubuh dan kaki.

2. Ukuran Tubuh

Nyamuk Aedes aegypti umumnya lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk biasa, dengan panjang sekitar 4-7 milimeter. Aedes albopictus cenderung sedikit lebih besar, dengan panjang tubuh mencapai 4-10 milimeter.

3. Kebiasaan Menggigit

Nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit pada pagi dan sore hari, terutama beberapa jam setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam. Mereka memiliki kebiasaan menggigit di dalam rumah dan di sekitar tempat-tempat manusia beraktivitas. Sementara itu, Aedes albopictus lebih aktif pada siang hari dan juga dapat menggigit di luar ruangan.

4. Tempat Berkembang Biak

Kedua spesies nyamuk ini cenderung berkembang biak di tempat-tempat yang memiliki air yang tergenang, seperti bak mandi, tempat penampungan air, ban bekas, atau pot bunga yang berisi air. Mereka dapat bertelur dan berkembang biak dalam volume air yang sangat kecil, bahkan sekecil tutup botol atau kaleng bekas yang tergenang air hujan.

Mengenali ciri-ciri nyamuk pembawa penyakit DBD, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini, ada pula untuk pencegahan gigitan nyamuk. Hal ini meliputi:

  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Menggunakan obat anti-nyamuk atau repelan
  • Menghilangkan tempat-tempat berkembang biak nyamuk, seperti genangan air di sekitar rumah
  • Memakai pakaian yang melindungi tubuh