OCTONEWSPemilihan umum Rusia telah berlangsung dengan Presiden Vladimir Putin unggul telak meraih lebih dari 87% suara, kemenangan ini menunjukan bahwa pria 71 tahun itu akan menjabat kembali sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan enam tahun ke depan.

Televisi pemerintah Russia 24 mengumumkan hasil resmi pertama Pemilu Rusia 2024 dengan hasil suara Davankov Vladislav Andrrevich 3.73%. Putin Vladimir Vladimirovich 87.97%. Slutsky Leonid Eduardovich 2.96%. dan Kharitonov Nikolai Mikhaylovic 3.8%. Putin meraih rekor hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet.

Pemungutan suara di “Negeri Beruang Merah”, di lakukan pada 15 maret -17 maret 2024. Putin yang maju sebagai kandidat independen pada pilpres kali ini diprediksi memenangkan kontestasi lima kali berturut-turut. Putin tercatat menang Pilpres Rusia pada 2000, 2004, 2012, dan 2018.

Pilpres tahun ini telah mencatat tingkat partisipasi pemilih yang tinggi dalam sejarah, yaitu mencapai 74%, menurut data dari CEC.

Dengan sebagian besar suara yang sudah dihitung, Vladimir Putin dinyatakan sebagai pemenang dengan persentase suara yang jauh mengungguli pesaingnya. kemenangan itu tidak mengejutkan, mengingat popularitas yang kuat yang dinikmati Putin dalam beberapa tahun terakhir.

Putin mengatakan kepada para pendukungnya dalam pidato kemenangan di Moskow bahwa ia akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai ‘operasi militer khusus’ Rusia di Ukraina. Putin mengatakan akan memperkuat militer Rusia.

“Kita mempunyai banyak tugas ke depan. Namun ketika kita melakukan konsolidasi – tidak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menindas kita – tidak ada seorang pun yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka belum berhasil saat ini, dan mereka tidak akan pernah berhasil di masa depan,” kata Putin.

Reaksi internasional terhadap hasil pemilihan ini bervariasi. Beberapa negara Barat telah mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai proses pemilihan yang tidak adil, sementara beberapa negara lain, terutama sekutu Rusia, telah memberikan dukungan kepada Vladimir Putin dan menegaskan pengakuan atas keberlangsungan kekuasaan.

Dengan Putin kembali ke kekuasaan untuk masa jabatan yang lebih lama, banyak yang memperkirakan Rusia akan terus berada di bawah arah politik dan kebijakan yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun. Namun, sementara keberhasilan Putin di pemilu ini tidak dapat disangkal, kontroversi seputar proses pemilihan tersebut mungkin akan meninggalkan bekas yang dalam dalam ingatan politik negara tersebut.