OCTONEWS-Suzuki Motor Corporation mengumumkan keputusan untuk menutup pabrik produksinya di Pluakdaeng, Provinsi Rayong, Thailand pada akhir 2025.

Pabrik SMT didirikan pada Agustus 2011 dan baru beroperasi pada Maret 2012, mempekerjakan sekitar 800 orang dan kapasitas produksi hingga 60 ribu unit per tahun.

Pasar otomotif Thailand mengalami penurunan permintaan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor ekonomi, perubahan preferensi konsumen, dan peningkatan persaingan dari produsen lain telah berkontribusi pada penurunan penjualan kendaraan Suzuki di negara ini.

“Suzuki Motor Corporation telah memutuskan untuk menutup pabrik anak perusahaan otomotifnya di Thailand, Suzuki Motor (Thailand) Co, Ltd. (selanjutnya disebut “SMT”) pada akhir tahun 2025. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari peninjauan struktur produksi global Suzuki,” pernyataan Suzuki Global melalui rilis pers, Jumat (7/6).

Penutupan pabrik ini berdampak langsung pada ribuan pekerja yang kehilangan pekerjaan. Pemerintah Thailand dan Suzuki diharapkan bekerja sama untuk menyediakan paket kompensasi dan program pelatihan ulang bagi para pekerja yang terdampak.

Untuk kedepannya produk Suzuki di tailand akan di impor secaea utuh (CBU) dari negara produsen lain yaitu Jepang, India dan Indonesia.

Saat ini, PT Suzuki Indomobil Motor (SIS) di Cikarang mengekspor beberapa model ke Thailand, yaitu Ertiga, XL7, dan Carry.

Penutupan pabrik ini menunjukkan perubahan dalam strategi regional Suzuki. Perusahaan akan lebih fokus untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang mulai berubah.