
OCTONEWS-Jika bicara soal industri film animasi maka di Asia hanya ada beberapa yang jadi rajanya yakni Jepang dan Korea Selatan. Animasi China dulu dianggap selalu kalah pamor dari anime Jepang dan animasi Amerika, kini mengalami lonjakan popularitas, terutama di kalangan penonton muda.
Dengan penceritaan lebih baik, efek visual canggih, dan integrasi budaya tradisional China yang kaya, industri ini dengan cepat mendapatkan pengakuan di dalam dan luar negeri.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5137757/original/045689600_1739960341-Film_Animasi_Ne_Zha_2.jpg)
Octonews_Dilansir dari The Strait Times lewat survei terbaru yang dilakukan oleh China Youth Daily terhadap 7.232 mahasiswa mengungkapkan bahwa 40,6 persen secara aktif mengikuti film dan serial animasi domestik yang populer, sementara 30,4 persen memeriksa rilis baru setiap minggu.
Minat yang terus tumbuh ini tercermin dalam keberhasilan film-film laris, termasuk sekuelnya yang memecahkan rekor, Ne Zha 2, yang telah meraup pendapatan box office lebih dari USD 2,1 miliar atau Rp 34,7 triliun dan melesat ke lima besar box office global, mengukuhkan posisi animasi China dalam industri animasi global.
Sebagian besar responden mengaitkan peningkatan ini dengan kemampuan karya animasi Tiongkok untuk memadukan elemen budaya tradisional dengan teknik sinematik modern, yang diidentifikasi oleh 81,1 persen siswa yang disurvei sebagai faktor utama minat mereka. Hampir 45 persen percaya bahwa teknologi yang digunakan dalam animasi China setara dengan standar internasional.
Mengingat perilisan Chang An (2023) dan Deep Sea (2023), keduanya film animasi Tiongkok yang diakui secara luas, mahasiswa Universitas Wuhan Huang Ziyi merasa seolah-olah puisi dari buku teksnya menjadi hidup.
“Adaptasi berdasarkan sejarah dieksekusi dengan baik dan terasa autentik, membawa penonton lebih dekat dengan ceritanya.” octoplay88
Dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh kemajuan teknologi dan fokus pada penceritaan budaya China, kualitas animasi China telah meningkat secara signifikan. Menurut survei tersebut, 67,8 persen mahasiswa memiliki pandangan ini.

Hal ini juga berimbas pada tren baru di mana banyak rumah produksi yang memilih untuk menggarap karya-karya sastra sebagai konten baru mereka. Beberapa perusahaan-perusahaan seperti Yuewen mengubah apa yang dulunya merupakan konten khusus menjadi pusat hiburan global.
“Irama yang kuat, konsep imajinatif, dan inti emosional universal dari sastra daring membuatnya sangat cocok untuk diadaptasi menjadi film dan televisi,” jelas Hou Xiaonan, CEO dan presiden Yuewen, yang platformnya menaungi lebih dari 10 juta penulis daring dan lebih dari 16 juta karya sastra dilansir dari Variety.
Angka-angka tersebut berbicara banyak. Dalam peringkat pemirsa serial TV China pada 2024, tiga acara teratas semuanya diadaptasi dari novel web: Joy of Life 2, The Legend of ShenLi dan The Double. octoplay88